observatorium bosscha |
Observatorium Bosscha atau Teropong Bintang Bosscha ini merupakan salah satu tempat wisata sejarah yang ada di Bandung, dan juga salah satu tempat untuk melihat bintang dan benda – benda luar angkasa tertua yang ada di Indonesia. Teropong Bintang Bosscha ini berada di kawasan Lembang, Bandung atau sekitar 15 km di bagian barat Bandung. Observatorium ini memiliki area yang cukup luas yaitu sekitar 6 hektar dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, atau sekitar 630 meter dari dataran tinggi pegunungan Bandung. Tidak hanya menawarkan hiburan sejarah dan pendidikan, tempat wisata di Bandung yang satu ini juga memiliki keindahan alam sekitar Observatorium Bosscha yang cocok untuk dikunjungi kamu sekeluarga, udaranya pun sangat sejuk.
Setelah kamu mengunjungi Observatorium Bosscha kamu juga dapat mengunjungi beberapa tempat wisata di Bandung yang menarik dan seru untuk dikunjungi, kamu mau wisata kuliner, wisata fashion, wisata sejarah, wisata alam, semuanya dapat kamu temukan di kota Bandung. Bisa dibilang bahwa kota Bandung ini adalah kota serba ada.
Observatorium Bosscha ini ditetapkan sebagai salah satu tempat wisata di Bandung oleh pemerintah Indonesia melalui dikeluarkannya Undang – Undang No. 2 tahun 1992 sebagai Benda Cagar Budaya Nasional yang sangat penting dan patut untuk dijaga dan dilestarikan keberadaan dan keamanannya
Karena Observatorium Bosscha ini merupakan yang tertua di Indonesia, jadi sudah pasti tempat ini punya sejarahnya sendiri. Tempat wisata yang kini bernama Observatorium Bosscha atau Teropong Bintang Bosscha dahulunya bernama Bosscha Sterrenwacht. Tempat ini dicenangkan pertama kali sebagai proyek mega penting pada masanya. Observatorium Bosscha ini dibangun oleh Nederlandsch – Indische Sterrenkundige Vereeninging ( NISV ) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda, batu yang pertama diletakkan pada tahun 1923 dan selesai dibangun pada tahun 1928. Wow cukup lama juga ya pembangunannya. Pembangunan Observatorium Bosscha ini bukan hanya proyek mercusuar dari segelintir konglomerat bangsawan Belanda seperti halnya Misteri Villa Issola yang sampai sekarang masih menjadi kontroversi para pengemuka sejarah. Observatorium Bosscha ini dibangun dengan tujuan penting dari para ahli astronomi pada abad ke-20, dimana para ahli astronomi saat itu menyadari bahwa gugusan bintang – bintang di angkasa membentuk sebuah sistem galaksi yang terhubung satu sama lain. Mereka berpikir bagaimana caranya mereka dapat memahami struktur jaringan galaksi yang sangat luas tersebut apabila beberapa teleskop besar untuk meniliti galaksi hanya ada di belahan bumi bagian utara saja seperti Eropa dan Amerika.
Proyek pembangunan Observatorium Bosscha ini menghabiskan dana hingga 1 juta Gulden atau 1/6 dari anggaran dana untuk gedung bersejarah seperti Gedung Sate yang fenomenal sampai sekarang. Observatorium Bosscha ini awalnya dikelola oleh Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (NISV), lalu pada tahun 1951 tepatnya pada tanggal 17 Oktober Observatorium Bosscha ini diserah terimakan kepemilikannya kepada pemerintah RI. 8 tahun kemudian Observatorium Bosscha ini diserah terimakan lagi pengelolaanya ke perguruan tinggi ITB. Dan sejak saat itulah akhirnya Observatorium Bossch ini menjadi satu – satunya pusat lembaga penelitian dan pelatihan astronomi tertua yang ada di Indonesia.
Observatorium Bosscha ini memakan anggaran cukup besar. Pengusaha kaya yang bernama Karel Albert Kerkhoven Bosscha merupakan penyandang dana utama untuk pembangunan proyek Observatorium ini. Tidak hanya Karel saja yang mendanai proyek ini, namun astronom keenam Belanda bernama Joan George Erardus Gijsbertus Voute kelahiran Madiun, Jawa Timur beserta Rudolf Albert Kerkhoven membantu mendanai proyek ini sehingga pusat penelitian benda langit di Lembang ini akhirnya diberi nama Bosscha.
Teropong Bintang Bosscha merupakan salah satu fasilitas penting untuk penelitian astronomi milik ITB. Di pusat Observatory Bosscha ini juga terdapat satu kegiatan utama yaitu sebagai tempat penelitian sekaligus pendidikan tentang astronomi. Pusat observasi ini juga memiliki program pengabdian dan pelayanan masyarakat agar lebih mengetahui hal – hal yang bersangkutan dengan dunia astronomi dengan cara mengenalkan peralatan atau fasilitas dan cara memanfaatkannya. Observatorium Bosscha ini memiliki 2 sesi kunjungan yaitu kunjungan siang dan kunjungan malam.
- Kunjungan siang => Di sesi kunjungan siang ini kamu tidak bisa meneropong, namun kamu akan mendapatkan pengajaran karena kamu dapat melihat dan mengetahui secara menyeluruh bagaimana cara teleskop Zeiss beroperasi, namun tidak meneropong ya selain mengetahui cara kerja teleskop Zeiss kamu juga akan mendapatkan informasi seputar dunia astronomi yang berada di sebuah ruang khusus berupa ruang multimedia.
- Kunjungan malam => di sesi kunjungan siang atau malam sama saja, karena kamu akan tetap mendapatkan pengajaran untuk melihat langsung dan mn=engetahui bagaimana cara kerja teleskop Zeiss ( tidak meneropong ) dan juga mengetahui seputar informasi mengenai astronomi yang berada di ruang multimedia. Namun jika keadaan langit mendukung dalam arti tidak sedang mendung, hujan, atau berkabut tebal, maka kamu dapat meneropong dan melihat langsung benda – benda langit menggunakan teleskop Bamberg dan juga teleskop portable.
*. Untuk sesi kunjungan malam berlangsung mulai pukul 17.00 – 20.00 WIB. Dan saran saya sebaiknya kamu mengunjungi tempat wisata sejarah di Bandung ini pada musim kemarau atau pada periode bulan April – Oktober.
Setelah kamu memutuskan untuk mengunjungi Observatorium Bosscha ini sebaiknya kamu membuat jadwal terlebih dulu, karena tempat wisata di bandung yang satu ini memiliki kunjungan yang terjadwal, sehingga tidak setiap hari dibuka. Maka dari itu kamu harus benar – benar mengetahui dan mengerti waktu kunjungan yang tepat untuk kamu kunjungi. Tidak hanya itu, Observatorium Bosscha ini juga memiliki 2 jenis pengunjung yang harus kamu perhatikan.
1. Pengunjung dari sekolah / organisasi / lembaga
Jadi buat kamu yang membawwa rombongan besar, sebaiknya kamu mengirim surat resmi terlebih dahulu, tidak menggunakan email, melainkan menggunakan surat resmi dengan kop surat yang bertanda tangan dan berstempel, atau kamu juga dapat menggunakan faksimail yang ditujukan kepada Kepala Observatorium Bosscha. Berikut adalah alamatnya : Observatorium Bosscha / FMIPA Institut Teknologi Bandung, Lembang, Bandung 40391 Jawa Barat, Indonesia – No telp / Fax: +62 – 22 – 2786001
2. Penginjung keluarga / perorangan
Untuk kunjungan keluarga ini kamu tidak perlu mengirim surat seperti halnya untuk organisai, karena kamu dapat langsung datang ke Observatorium Bosscha ini di hari libur kerja atau tepatnya pada hari sabtu. Untuk kunjungan sesi siang ini Observatorium Bosscha ini buka pukul 09.00 – 13.00 WIB. Namun khusus untuk kunjungan malam kamu tidak dapat mengunjungi langsung tempat wisata ini karena kamu harus membuat reservasi terlebih dulu melalui telepon dan untuk pembayaran tiket masuknya dilakukan di lokasi secara tunai saat kamu berkunjung.
Observatorium Bosscha ini memiliki fasilitas atau peralatan penelitian berupa teleskop. Ada sekitar 7 teleskop yang masing – masing memiliki kemampuan tertentu untuk penerawangan benda – benda yang ada di angkasa. Lalu apa saja teleskop – teleskop yang ada di Observatorim Bosscha ini? Yuk kita ulas bersama.
1. Teleskop Schmidt Bima Sakti
schmidt bima sakti |
2. Teleskop Cassegrain GOTO
cassegrain Goto |
3. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss
Rafraktor Ganda Zeiss |
4. Teleskop Rafraktor Unitron
Rafraktor Unitorn |
5. Teleskop Rafraktor Bamberg
Rafraktor Bamberg |
6. Teleskop Radio 2,3 mm
Radio 2,3 m |
7. Teleskop Surya
Teleskop Surya |
Nah, bagaimana? Sangat menarik bukan? Tempat wisata ini sangat cocok untuk liburan keluarga, selain menambah wawasan mengenai dunia astronomi kamu juga dapat melihat keindahan yang ada di luar angkasa secara langsung.
No comments:
Post a Comment